Jumat, 15 Oktober 2010

Nama : Adi Fauzi Fadillah
Kelas : 1EB09
NPM : 20210147

Tugas artikel pengantar bisnis

Pengertian bisnis :

Bisnis → berasal dari kata business → busy → sibuk

Sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendapatkan laba (keuntungan).

pengertian bisnis menurut para ahli :

Menurut Huat T Chwee (1990)
Bisnis sebagai suatu system yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat.

Menurut Griffin & Ebert
Bisnis merupakan suatu organisasi yangmenyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Jadi, bisnis dalam arti luas yaitu menggambarkan suatu aktivitas untuk memproduksi barang
atau jasa dalam kebutuhan sehari-hari, yang dimana unsur utamanya adalah untuk mendapatkan laba.


Aspek-aspek bisnis:

Kegiatan individu dan kelompok
Penciptaan nilai
Penciptaan barang dan jasa
Keuntungan melalui transaksi




Berikut merupakan contoh dari bisnis yang dilakukan para warga pesisir pantai yang dapat menaikkan perekonomian mereka :
Budidaya Perikanan Dongkrak Perekonomian Nelayan NTB
kehidupan sebagian petani nelayan di Nusa Tenggara Barat (NTB) identik dengan kemiskinan dan lekat dengan kondisi serba kekurangan, mereka selalu bergelut dengan berbagai persoalan kehidupan, karena sumber penghasilan mereka yang senantiasa tergantung dari kondisi alam.
Di kalangan warga desa pesisir di NTB dikenal istilah "piring terbang" Ketika tiba musim barat perabotan rumah tangga terpaksa dilego untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena mereka tidak bisa melaut.
Kondisi yang cukup memprihatinkan ini mengundang perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, karena itu berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya petani kecil dan nelayan, di antaranya melalui pengembangan budidaya perikanan, baik budidaya perairan laut, maupun perairan darat atau perairan air tawar.
upaya ini mampu mendongkrak perekonomian sebagian petani nelayan terutama yang ada di desa pesisir. Kini pendapatan perkapita nelayan NTB mulai meningkat menjadi Rp3,72 juta per kapita per tahun, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar Rp1,5 juta per kapita per tahun.
usaha budidaya yang cukup berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat NTB adalah budidaya rumput laut. Pendapatan petani yang mengelola usaha budidaya rumput laut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nelayan lainnya, bahkan pada panen raya belum lama ini para nelayan di sejumlah sentra budidaya rumput laut ramai-ramai membeli sepeda motor. saat panen tersebut harga komoditi tersebut mencapai Rp18.000 per kilogram.
Potensi areal budidaya rumput laut di NTB mencapai 23.000 ha yang tersebar di sembilan ka-buparten/kota. Hingga kini telah dimanfaatkan baru 6.700 ha dengan produksi 100.000 ton lebih rumput laut kering per tahun dan yang dikembangkan para petani adalah rumput laut jenis Eu-clieuina Coltonii.
Komoditi rumput laut hingga kini telah dikembangkan di 246 desa di NTB, sentra pengembangan rumput laut di Pulau Lombok, antara lain di kawasan Teluk Ekas dan Serewe, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur dan pantai Ge-rupuk serta Kuta, Lombok Tengah dan di Desa Pengantap Kecamatan Sekotong Tengah, Lombok Barat.Sentra pengembangan rumput laut Pulau Sumbawa, antara lain di Kecamatan Tarano dan di Pulau Medang yang merupakan pulau terluar di NTB serta di Kabupaten Dompu dikembangkan di tiga dusun dengan luas areal 800 ha.
Usaha budidaya rumput laut cukup menguntungkan, dari areal seluas 10 hari menghasilkan 70 kilogram per hari, Kini para petani rumput laut di NTB makin termotivasi untuk mengembangkan komoditi tersebut setelah mereka mengetahui usaha budidaya paling banyak diekspor ke berbagai negara.
Rumput laut produk Indonesia yang menempati urutan pertama ekspor komoditas perikanan dan kelautan di dunia, karena itu produksinya terus mengalami peningkatan dari hanya 32.000 ton lebih di tahun 2006 menjadi 60.000 ton lebih di tahun 2007 dan hampir 70 ribu ton di tahun 2008 serta 100 ribu ton di tahun 2009. Pemprov NTB telah mencanangkan gerakan masyarakat pesisir berbasis rumput laut dengan target produksi pada tahun 2013 sebanyak 546.626,40 ton rumput laut kering berkualitas ekspor.
Kota Mataram dan Lombok Barat cocok untuk pengembangan budidaya ikan air tawar terutama nila, karper dan lele, karena air tidak pernah kering kendati terjadi kemarau panjang. Permintaan ikan nila di pasar tradisional di Kota Mataram dan Lombok Barat cukup tinggi, demikian juga untuk kolam pemancingan cukup banyak membutuhkan ikan nila dan karper.Di Kota Mataram terdapat belasan kolam pemancingan yang setiap hari dibanjiri para pemancing maniak, sehingga ada yang buka siang dan malam, karena usaha ini cukup menguntungkan. Sejumlah pengelola kolam pemancingan meraup keuntungan antara Rp50.000 hingga Rp 150,000 per hari.
usaha budidaya ikan nila dan karper di Dusun Embung Pas, Desa Sigrongan, Kecamatan Lingsar, Nursani , mengaku dari dua petak kolam budidaya yang dikelolanya ia mendapat bagian keuntungan mencapai Rp6 juta untuk sekali panen dengan masa pemeliharaan selama dua hingga tiga bulan.Di kompeks budidaya ikan nila dan karper di Embung Pas, Desa Sigrongan yang luasnya sekitar 5 ha terdapat puluhan petak kolam yang mampu memproduksi ribuan ton setiap tiga bulan.
Karena itu harga tanah di lokasi tersebut cukup tinggi mencapai 35 juta per area terutama yang telah dibuat kolam dan yang belum ada kolam harganya Rp20 juta per area.
Sumber : Bataviase.co.id

Kesimpulan :
Para warga yang berada didaerah pesisir, sekarang tidak perlu menjual barang-barang yang dimilikinya jika mereka tidak melaut, sekarang mereka dapat mengambil alternatif lain yaitu dengan berbagai cara seperti budidaya rumput laut, budidaya ikan nila, budidaya ikan lele dll. Dengan begitu mereka dapat menaikkan pendapatan mereka, sehingga kemiskinan yang semakin meninggi saat ini dapat di minimalisirkan untuk sebagian para petani nelayan.