Rabu, 09 Januari 2013

Ketimun sang pemalas dan Putri Wortel


Ketimun sang pemalas dan Putri Wortel
            Dahulu kala terdapat sebuah negeri sayuran, dimana negeri itu merupakan negeri yang makmur, aman dan sejahtera. Negeri itu terkenal akan keramahan para masyarakatnya dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Negeri itu di pimpin oleh sebuah raja yaitu raja cabai dan ratu tomat, dan sang raja juga memiliki dua orang putra dan putri yang bernama pangeran lobak dan putri wortel. Raja cabai dikenal sebagai raja yang baik hati namun ia memiliki sifat pemilih, raja suka memilih-milih apapun yang dia inginkan, karna ia inginkan yang terbaik untuk kerajaannya dan keluarganya, termasuk calon yang akan dijodohkan kepada putra-putrinya.
            Disebuah tempat dipinggiran negeri sayuran, hiduplah anak remaja yang bernama ketimun. Ketimun hidup bersama kedua orang tua yaitu ayah kangkung dan ibu bayam ketimun juga mempunyai seorang adik yang bernama sawi. Ketimun hidup disebuah keluarga yang sederhana, ayahnya yang hanya seorang penjual buah dan ibunya yang tidak bekerja. ketimun merupakan anak yang pemalas, tiap hari kerjaannya hanya tidur, memancing dan bermain namun disamping itu ia merupakan anak yang baik hati, ia suka membantu orang-orang yang sedang kesusahan, namun itulah kekurangan ketimun yang tukang tidur dan pemalas. Orang-orang disekitarnya tidak heran akan kelakuan yang dilakukan ketimun.
            Pada suatu hari putri wortel merasa bosan akan kehidupan yang itu-itu saja, ia ingin keluar melihat kehidupan yang ada dinegerinya, namun raja cabai tidak pernah mengizinkan putri keluarr dari lingkungan kerajaan karena takut ada apa-apa dengan putrinya. Lalu sang putri pun mengajak kakaknya untuk keluar dari kerajaan dan menikmati semua yang ada di negerinya,namun sang kakak tidak mau karena takut dimarahi oleh ayahnya. Sang putri pun sedih karena sang putri ingin sekali keluar dan mempunyai teman, karana yang biasa menemani dia hanyalah pelayan-pelayan kerajaan. Melihat adiknya merenung, pangeran pun megiyakan permintaan sang adik, pangeran pun menghampiri sang adik dan berkata “baiklah, besok sore kita keluar jalan-jalan”, sang adik pun senang sekali mendengarnya dan langsung memeluk kakanya.
            Keesokan harinya, secara diam-diam sang kakak-adik itupun keluar dari kerajaan dengan bantuan pelayan yang sudah di beri upah untuk membantunya keluar dari kerajaan supaya tidak ketahuan ayahnya. Akhirnya kakak-adik itupun berhasil keluar dari kerajaan melalui pintu belakang, sang putri pun merasa senang dan gembira akhirnya dapat menghirup udara bebas diluar kerajaan yang mengurungnya hingga umurnya sebesar ini, tidak menyangkal ternyata sang kakak juga merasa senang karena ia juga menginginkan itu dari dahulu. Lalu pangeran dan putri pun pergi jalan-jalan melihat semua yang ada di negeri itu, melihat semua orang yang bekerja di sawah dan berjualan dipasar, mereka juga melihat senyum yang di tunjukan oleh semua masyarakatnya, karna dibalik kesusahan yang dihadapi masyarakatnya masih bisa untuk tetap tersenyum.

setelah berputar-putar mengelilingi kota lalu kakak-adik itupun beristirahat sejenak di sebuah gubuk yang disebelahnya ada lapangan yang luas dimana ada sekumpulan anak yang sedang bermain bola. Saat sedang beristirahat, tiba-tiba ada bola yang melayang kearah sang putri wortel, lalu bola itu pun mengenai sang putri, sentak sang putri pun berteriak kesakitan, lalu sang kakak pun sentak berdiri dan bertanya dengan tegasnya, “siapa yang menendang bola ini hingga mengenai adikku??”. Namun tak ada yang berani menjawab, karena mereka tau kalau dia adalah putra mahkota sang raja di negeri itu, tiba-tiba dari belakang muncullah si ketimun, dengan lapang dada ia muncul dari belakang kerumunan anak-anak itu. Ketimunpun berkata “saya yang menendang bola itu, maaf saya tidak sengaja melakukannya”, sang kakakpun mendekati ketimun dan berkata “kau harus bertanggung jawab atas perbuatan yang kau perbuat”, dengan berat hati ketimun pun ingin melakukan apapun yang akan dilakukan sang pangeran. Disamping itu sang putri pun sedang merintih kesakitan sambil melihat kearah kakaknya dan ketimun.
                kakaknya pun ingin melakukan hal yang sama yang dilakukan ketimun kepada adiknya terhadap ketimun, lalu ketimunpun disuruh untuk berdiri di depan pohon dan kakanyapun akan menendang bola kearah ketimun. Sang pangeran itupun langsung menendang bola kearah ketimun, lalu bola itupun mengenai perut ketimun hingga akhirnya ketimunpun terjatuh, lalu sang pangeran menendang kembali bola itu kearah ketimun, lagi-lagi dan lagi. Hingga sang putripun teriak “sudah kak sudah”, melihat kakanya yang seperti itu lalu sang adik pun berlari kearah ketimun dan tanpa disengaja bola itu pun mengenai adiknya sendiri. Sang kakak pun menghampiri sang adik dan meminta maaf kepada sang adik dan sang adik pun berkata “sudah kak aku sudah tidak apa-apa”.
                Lalu ketimun pun berdiri dan mendekati kedua orang kakak adik tersebut dan meminta maaf, disaat itu pula ketimunpun melihat seorang wanita yang begitu cantik yang ada didepannya, rasa sakit itu pun tiba-tiba menghilag saat melihat wanita itu. Lalu sang pangeran juga meminta maaf kepada ketimun kareana telah beerlebihan. Akhirnya sang ketimun pun mengajak kedua kakak beradik itu kerumahnya untuk mengobati luka sang putri, saat itu ketimun belum mengetahui kalau kedua kakak beradik itu adalah putra dan putri sang raja.
                Sesampainya dirumah ketimun, ibu ketimun kaget melihat ketimun datang dengan badan kotor dan terluka, yang lebih kagetnya sang ibu melihat sang pangeran sedang membawa putri wortel yang sedang terluka, lalu sang ibu pun bergegas untuk membantu membersihkan luka yang dialami sang putri, ketimunpun dihiraukan. Lalu ketimunpun berkata “ibu, kenapa bukan aku dulu!!!”, lalu sang ibu pun berkata “sudah sana kamu bersihkan saja luka mu sndiri, ibu ingin menyembuhkan tuan putri duli” lalu dengan muka yang sebel ia pun pergi dan sambil berkata “apanya yang tuan putri. . .”, sampai saat itupun  ketimun belum mengtahui kalau itu adalah putri sang raja.
Beberapa saat kemudian akhirnya sang putri pun sudah tidak apa-apa, sang putripun sudah bisa berjalan, melihat itu sang kakak pun senang melihat sang putri sudah tidak apa-apa, lalu sang kakak pun berterima kasih kepada ibu ketimun yang telah merawat adiknya, dan sang pangeran pun meminta maaf kepada ibu ketimun karena telah sudah merepotkan, lalu sang ibu pun menjawab “tidak apa-apa, yang penting tuan putri sudah tidak apa-apa. Setelah itu akhirnya sang pangeran dan putri pun meninggalkan rumah ketimun dan pulang keistana.
                Setelah kejadian itu, sang putri pun sering datang kerumah ketimun dan membawakan makanan-makanan untuk keluarga ketimun, dan tanpa disengaja ketimunpun sepertinya menaruh hati kepada sang putri karena kebaikannya, dan tidak malu untuk mendatangi rumahnya. Ketimun pun hanya bisa melihat sang putri dari atas pohon, karena ia merasa malu jika bertemu langsung sang putri, ia pun hanya sekedar cinta dan tak ingin sang putri tahu, kalau ia mencintainya karena walau bagaimanapun dia berasal dari golongan yang berbeda, dan tak mungkin pula sang putri menyukaiku seorang pemalas seperti diriku saat ini. –bersambung-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar